Makalah Proses Pembuatan Batik Tulis

MAKALAH

PROSES PEMBUATAN BATIK TULIS

KHAS KEDIRI

 f

DISUSUN OLEH :

Kurniawan Syah

S1 Teknik Informasi 2012

12100038

SEBAGAI

TUGAS MATA KULIAH

IT ENTERPRENEURSHIP

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI

CAHAYA SURYA

KEDIRI

 

KATA PENGANTAR

 

Puja dan puji syukur tak lupan penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana berkat segala taufiq, rahmat, dan hidayah-Nya lah karya tulis yang berjudul “Makalah Proses Pembuatan Batik Tulis Khas Kediri” ini dapat terselesaikan.

Tak lupa shalawat serta salam turut disampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, dengan harapan safaatnya dapat kita terima di yaumil akhir nanti. Aamiin.

Tak lupa pula ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Di dalam karya tulis ilmiah ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk mengenal batik, dan inovasi-inovasi yang dimunculkan untuk menambah estetika dari batik itu sendiri yang salah satunya dapat dilakukan melalui sebuah kemasan batik tersebut.

Harapan kami, sedikit tulisan ini dapat menambah khazanah pengetahuan khususnya di bidang batik sehingga pada akhirnya dapat bermanfaat dan menimbulkan dampak positif.

Kami menyadari masih bayak kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, maka dari itu tak lupa saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

 

 

                                                                                                  KEDIRI,

    PENULIS
Kurniawan Syah

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………………..i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………..

A. Latar Belakang …………. ………………………………………. ………………………………

B. Rumusan masalah……………………………………………………………………………………..

C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………. .

  1. Sejarah Batik kediri…………………………………………………………………………..
  2. Proses Pembuatan Batik Tulis di Kediri …………………………………………………….

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………………………….

3.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………….

3.2. Saran ……………………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 1.

Pendahuluan

  1. Latar Belakang

Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.

Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.

Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.

  1.   Rumusan Masalah
  • Bagaimana sejarah batik di kediri?
  • Bagamana cara pembuatan batik tulis di kediri?
  1.   Tujuan
  2. Mengetahui sejarah batik di Kediri
  3. Mengetahui cara pembuatan batik tulis di kediri

 

 

 

BAB II 

PEMBAHASAN

  1. SEJARAH BATIK DI KEDIRI

Kediri yang biasanya dikenal dengan sebutan Kota Tahu ternyata juga memiliki kerajinan khas yang berada di Dusun Banjarejo, Desa Besuk, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Sebuah papan nama bertuliskan Kerajinan Batik yang berdiri tegak di depan pagar pintu masuk beberapa rumah. Di plang tersebut tertulis ”Esri Batik” dan di bawahnya tertera nomor kontak yang bisa dihubungi. Namun, papan nama berwarna coklat tersebut sudah mulai pudar. Terlalu lama tersiram panas dan hujan.

Ketika saya masuk ke rumah salah satu perajin Batik, dan dipersilakan oleh seorang wanita, terlihat suasana bahwa tempat itu menjadi lokasi industri batik tulis. Di salah satu sudut ruangan terdapat beberapa kain batik. Bermacam-macam coraknya. Sebagian tergantug di tembok. Yang lain ada di etaalase tersebut.

Tidak lama, seorang wanita muda keluar dari ruang dalam dengan menggendong seorang anak. Wanita itu kemudian memperkenalkan diri. Nama seorang wanita itu adalah Herlin, berusia 26 tahun, merupakan pemilik rumah usaha batik tersebut.

”Saya sudah lima tahun di sini,” terang wanita yang memulai usahanya sejak tahun 2004 tersebut. (Wawancara 6 September 2009). Wanita asal Malang ini tidak punya latar belakang khusus tentang Batik. Dia juga tidak pernah belajar dari orang secara spesial. Dia terjun ke industri batik terhitung tidak sengaja.

”Awalnya saya melihat batik teman saya di Madura, kemudian muncul inspirasi untuk menekuni usaha batik,” terangnya.

Kemudian, Herlin mencoba membuat desain Batik dan membawanya ke Bali. Di Pulau Bali ini Herlin bertemu dengan orang dari luar negeri Italia. Singkat cerita orang wisatawan tersebut kemudian memesan kain seperti desain yang dibawa Herlin.

Herlin pun membawa desain itu ke rumah. Kemudian berupaya memenuhi permintaan orang dari luar negeri Italia tersebut. ”Karena pesannya dalam jumlah besar, saya kemudian merekrut tenaga kerja banyak pula,” (Wawancara 6 September 2009).

Saat itu Herlin merekrut 35 pekerja. Orang yang direkrutnya bukan sembarangan orang. Tapi yang sudah memiliki kemampuan membuat batik tulis. ”Semuanya berasal dari Pekalongan,” tuturnya.

Sukses memasarkan batik tulis ke Luar negeri Italia, belum memuaskan bagi Herlin. Dia terus melakukan upaya pengembangan. Yaitu dengan sering mengikuti pameran.

”Pernah di Jakarta, tapi yang sering di Bali,” ungkap ibu satu anak ini. Menurutnya banyak orang yang tidak percaya waktu pertama kali membuat batik dia langsung memenuhi pesanan dari luar negeri.

Apalagi, walaupun sudah beberapa kali mengirimkan produknya ke luar negeri, namun untuk daerah lokal Esri Batik kurang begitu dikenal. Maklum Herlin tidak pernah mempromosikan usahanya lewat media.

Dia hanya menyampaikan lewat mulut ke mulut atau istilahnya metode personal selling dalam bahasa jawanya ”getok tular”.

Esri Batik tidak membatasi pembeli untuk kalangan tertentu saja. ”Selain pesanan saya juga melayani pembelian individu,” terangnya. Harganya juga beragam. Mulai dari Rp 100.000 sampai Rp 25.000.000 perpotong dengan bermacam-macam produk. Mulai dari kain, selendang, sarung dan baju ”Kalau yang murah itu membuatnya dengan batik cap,” (Wawancara 6 September 2009).

Memproduksi batik cap lebih cepat dibandingkan batik tulis. Tapi untuk saat ini batik cap tidak lagi diproduksi. Karena tidak ada pesanan. ”Kalau batik cap sehari bisa sampai produksi 30 sampai 50 potong. Sementara untuk satu batik tangan dibutuhkan waktu sekitar satu sampai dua minggu untuk setiap potongnya,” ujarnya.

Demikian pula dengan baju. Dia tidak membuat bila tidak ada pesanan. Membuat baju membutuhkan proses yang lama. Selain itu, untuk membuat baju juga membutuhkan karyawan yang lebih banyak lagi.

Yang menarik, klaim negara tetangga Malaysia terhadap batik ternyata juga membawa berkah tersendiri. Karena justru membantu pertumbuhan industri batiknya. ”Dagangan saya banyak yang dibeli orang malaysia lewat Bali,” (Wawancara 6 September 2009).

Herlin tahu batiknya akan dijual lagi di Malaysia. Dan dia juga belum mematenkan karyanya itu. ”Saya tidak takut kalau ada orang yang menjiplak, karena menurut saya itu setiap batik memiliki karakternya sendiri-sendiri.,” kata Herlin.

Batik dari Gurag, Kediri ini memiliki kekhasan bila dibandingproduk dari daerah yang lebih dikenal batiknya. Guratan garis-garis di batik asal Gurah, Kediri ini cenderung kontemporer, jadi tidak terpaku dengan batik terdahulu.

Soal motif batik Gurah, Kediri ini akan terus berinovasi. Sebab, selain kualitas yang harus terus dicari temuan baru adalah motif. Ini bertujuan untuk menghindari konsumen jenuh.

 

  1. Proses Pembuatan Batik Tulis di Kediri

Menurut proses pembuatannya, tehnik membatik dibedakan menjadi batik tulis, batik printing, dan batik cap. Berikut ini adalah proses pembuatan batik tulis:

  1. Alat- alat yang diperlukan

 

  • Canting –> canting adalah alat untuk membatik. Biasanya terbuat dari bahan tembaga yang ujungnya menyerupai paruh burung
  • Gawangan –> adalah tempat untuk meletakkan kain yang akan dibatik. Gawangan dapat terbuat dari kayu atau bambu
  • Wajan –> berupa wajan kecil untuk mencairkan malam atau lilin. Wajan ini bisa terbuat dari tembaga atau tanah liat
  • Anglo / kompor kecil–> digunakan untuk memanaskan wajan
  • Malam/lilin –> malam batik terbuat dari campuran berbagai jenis bahan yang berupa gondorukem, lemak minyak kelapa, dan parafin
  • Bahan pewarna –> biasa juga disebut sebagai wedel atau tom

b. Proses pembuatan batik tulis:

  1. Siapkan kain, buat motif diatas kain dengan menggunakan pensil
  2. Setelah motif selesai dibuat, sampirkan kain pada gawangan
  3. Nyalakan kompor/anglo. Taruh malam/lilin ke dalam wajan dan panaskan wajan dengan api kecil sampai malam mencair sempurna. Biarkan api tetap menyala kecil
  4. Mulailah membatik dengan cara ambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas, kemudian goreskan canting dengan mengikuti motif yang telah ada. Hati-hati jangan sampai malam yang cair menetes diatas permukaan kain karena akan mempengarufi hasil motif batik
  5. Setelah semua motif tertutup malam, maka proses selanjutnya adalah proses pewarnaan
  6. Siapkan bahan pewarna di dalam ember, kemudian celupkan kainnya ke dalam larutan pewarna dengan menggunakan kuas, ulangi sampai beberapa kali.
  7. Tahap selanjutnya adalah proses penghilangan lilin batik dengan cara pengerakan dan melarod
  8. Tahap terakhir dari proses pembuatan batik ini adalah proses pencucian dan penjemuran.

 


afe04439d7cedce29ae545d892b98b20_batik-kediri-300x225

download (3)

 

 

 

 

 

 

 

 

download download (1)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Batik merupakan kebudayaan milik indonesia yang harus dilestarikan dan kita selaku generasi penerus harus bangga dengan macam-macam batik yang ada.Di Indonesia berbagai macam jenis dan motif batik. Disetiap daerah memiliki motif yang berbeda, termasuk di wilayah Kediri pun memiliki kekhasan sendiri dalam motif batiknya. Proses pengolahan batik memerlukan tahapan yang panjang dan ketelitian yang cukup sehingga menghasilkan motif batik yang sempurna.Berbagai macam batik mulai banyak zaman sekarang seperti batik tulis,batik cap,batik printing,dan lain-lain.

 

Saran

Batik sangatlah penting bagi Indonesia karena batik merupakan cirri khas bangsa Indonesia dan merupakan budaya,identitas yang tidak bisa dilepaskan dari bangsa Indonesia. Mengingat bahwa batik telah diklaim oleh negara lain,maka kita dianjurkan bahkan diwajibkan menjaga kebudayaan batik yang kita miliki.

 

 

 

Demikian karya tulis ini disusun  dengan harapan dapat menambah khazanah pengetahuan di bidang batik khususnya, dan seni budaya pada umumnya .

Categories: Sejarah | Leave a comment

Post navigation

Leave a comment